Total Tayangan Halaman

Minggu, 13 Februari 2011

Dosen Termuda di ITB

Kecil-Kecil Jadi 'Dosen' di ITB

 

HOME

Kecil-Kecil Jadi 'Dosen' di ITB

Rifa Nadia Nurfuadah - Okezone
Jum'at, 11 Februari 2011 - 16:20 wib
Tampilan Artav Antivirus (Ist.)
JAKARTA - Apa jadinya jika anak-anak usia sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) memberi kuliah umum di kampus teknik tertua di Indonesia? Yang pasti, decak kagum dan tepuk tangan dari para peserta kuliah umum di aula timur kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) terus membahana untuk mereka.

Para 'dosen' cilik itu adalah siswa kelas VIII SMPN 48, Bandung, Arrival Dwi Sentosa; siswa kelas VII SMP Alam, Bandung, Muhammad Yahya Harlan; dan siswa SMP Salman Al-Farisi Bandung, Fahma Waluya Rosmansyah.

Ival, demikian Arrival Dwi Sentosa biasa dipanggil, membuat antivirus Artav bersama kakaknya Taufik Aditya Utama. Perangkat lunak buatannya itu diklaim mampu menangani beragam virus lokal maupun yang berasal dari luar negeri. "Artav kini telah diunduh lebih dari 100 ribu pengguna internet di seluruh dunia," ujar Ival, Jumat (11/2/2011).

Prestasi Yahya ialah mengolah dan mengembangkan situs jejaring sosial dalam salingsapa.com yang dia kreasikan. Situs buatannya dilengkapi dengan fitur-fitur Islami seperti Al-Quran, dan forum dakwah Khazanah. "Melalui salingsapa.com saya ingin menunjukkan bahwa situs jejaring sosial juga bisa dimanfaatkan untuk kebaikan," kata Yahya.

Karena keterbatasan server, salingsapa.com baru memiliki 5.500 pengguna dari 52 negara. Dia berharap pengguna situsnya dapat menembus angka 15 ribu orang.

Fahma, dan adiknya Hania, tahun lalu baru saja memenangi ajang Asia Pasifik ICT Award (APICTA) dan Indonesia ICT Awards (INAICTA) 2010 lewat software game edukasi buatan mereka. Game tersebut juga bisa dimainkan sebagai aplikasi di telepon seluler (ponsel). Fahma dan Hania bahkan didampuk menjadi ikon Nokia.

Kuliah umum yang disiarkan langsung oleh salah satu televisi swasta ini dihadiri oleh Rektor ITB Akhmaloka, pengamat telematika Roy Suryo, civitas akademika ITB, pegiat dan pengamat information technology (IT), serta teman-teman sekolah para bocah jenius itu. 

Rektor ITB Akhmaloka menyatakan kebanggaan dan apresiasinya atas prestasi para pegiat IT cilik tersebut. "Prestasi mereka membuktikan, anak Indonesia cerdas-cerdas, dan tidak kalah dengan anak-anak dari negara lain," tutur Akhmaloka.

Seperti layaknya kuliah, para dosen dadakan ini memberikan penjelasan mengenai produk IT buatannya, dan menerima pertanyaan dari para peserta kuliah. (rfa)(rhs)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar